Merkuri di Lingkungan Laut
Di lingkungan perairan merkuri dapat berada dalam bentuk metal, senyawa- senyawa anorganik dan senyawa organik. Tingginya kadar merkuri umumnya diakibatkan oleh buangan industri dan akibat sampingan dari penggunaan senyawa-senyawa merkuri di bidang pertanian. Ada dua hal yang menyebabkan ditemukannnya merkuri di peraian yaitu pertama oleh kegiatan perindustrian seperti industri kertas, peralatan listrik, pabrik cat, Chlorine dan lain sebagainya; kedua oleh alam itu sendiri melalui proses pelapukan batuan dan meletusnya gunung berapi. Kegiatan alam kontribusinya tidak signifikan dalam mempengaruhi kondisi biologi maupun ekologi.
Menurut Mandlli di dalam Portmann (1976) , di antara beberapa sumber polutan yang menyebabkan penimbunan merkuri di lingkungan laut yang terpenting adalah industripenambanganlogam, industri biji besi, termasuk metal plating, industri yang memproduksi bahan kimia,baik organikmaupun anorganik, dan offshore dumping, sampah domestik, lumpur dan lain-lain. Merkuri yang terdapat dalam limbah atau waste di perairan umum diubah oleh aktifitas mikroorganis memenjadi komponen methyl merkuri (CH3-Hg) yang memiliki sifat racun dan daya ikat yang kuatdisampingkelarutannya yang tinggi terutama dalam tubuh hewan air. Hal tersebut mengakibatkan merkuri terakumulasi melalui proses bioakumulasi dan biomagnifikasi dalam jaringan tubuh hewan-hewan air,sehingga kadar merkuri dapat mencapai level yang berbahaya baik bagi kehidupanhewan air maupun kesehatan manusia, yang makan hasil tangkap hewan-hewan air tersebut. Sanusi (1980) mengemukakan bahwa terjadinya proses akumulasi merkuri di dalam tubuh hewan air, karena kecepatan pengambilan merkuri (up take rate) oleh organisme air lebih cepat dibandingkan dengan proses ekresi. Selain itu pencemaran perairan oleh merkuri mempunyai pengaruh terhadap ekosistem setempat yang disebabkan oleh sifatnya yang stabil dalam sendimen. Fluktuasi merkuri di lingkungan laut, terutama di daerah estuari dan daerah pantai ditentukan oleh proses precification, sedimentation, floculation dan reaksi adsorpsi desorpsi.
Proses methylasi terpengaruh dengan adanya dominasi unsur sulfur (S), yaitu pada keadaan anaerob dan redokpotensial yang rendah. Faktor-faktor yang sangat berpengaruh di dalam pembentukan methyl merkuri antara lain : suhu, kadar ion Cl, kandungan organic, derajad keasaman (pH), dan kadar merkuri
Gavis dan Ferguson (1972) di dalam Sanusi (1980) mengemukakan beberapa kemungkinan bentukmerkuri yang masuk ke dalam lingkungan perairan alam, yaitu :
Unsur ini memiliki sifat reduksi yang tinggi, berbentuk cair pada temperatur ruang dan mudah menguap. Transfer dan transformasi merkuri dapat dilakukan oleh phytoplankton dan bakteri, disebabkan kedua organisme tersebut relatif mendominasi suatu perairan, dan juga oleh sea grasses. Bakteri dapat merubah merkuri menjadi methyl merkuri, dan membebaskan merkuri dari sendimen. Dalam kegiatannya bakteri membutuhkan bahan organik atau komponen-komponen karbon, nitrogen dan posphat sebagai makanannya (Goldwater, 1971); (Wood, 1972) di dalam Sanusi (1980).
Windom (1974) lihat Mandelli di dalam Portmann (1976) mengemukakan bahwa sea grasess system mendominasi penyerapan merkuri dari sendimen dan dari air laut. Pada proses tersebut merkuri yang bebas dari sendimen dengan jalan lain dapat kembali ke dalam jaringmakanan melalui akarnya. Gavis dan Ferguson, 1972) ; (Shin dan Krenkel , 1976) di dalam Sanusi (1980), mengatakan bahwa methyl merkuri yang terbentuk dalam sediman bersifat tidak stabil, sehingga mudah dilepaskan ke dalam perairan yang kemudian diakumulasi oleh hewan maupun timbuh-tumbuhan air.
Karena sifatnya yang sangat beracun, maka U.S. Food and Administration (FDA) menentukanpembakuan atau Nilai Ambang Batas (NAB) kadar merkuri yang ada dalam jaringan tubuh badan air, yaitu sebesar 0,005 ppm (Walter et al 1973) di dalam Sanusi (1980). Nilai Ambang Batas yaitu suatu keadaan dimana suatu larutan kimia, dalam hal ini merkuri dianggap belum membahayakan bagi kesehatan manusia. Bila dalam air atau makanan, kadar merkuri sudahmelampaui NAB,maka air maupun makanan yang diperoleh dari tempat tertentu harusdinyatakan berbahaya. Wardoyo (1981) menyatakan NAB air yang mengandung merkuri total 0,002ppm baik digunakan untuk perikanan.
Pencemaran perairan oleh merkuri akibat kegiatan alam mempunyai kisaran antara 0,00001sampai 0,0028 ppm, kecuali pada beberapa tempat seperti sungai-sungai di Italia dimana terdapat sumber endapan logam merkuri alamiah, kadarnya dapat mencapai 136 pph (OECD, 1974) di dalam Sanusi (1980).
Daftar Pustaka
Sanusi, Harpasis S, 1980. Sifat-Sifat Logam Berat Merkuri Di Lingkungan Perairan Tropis. Pusat Studi Pengelolaan Sumber Daya Dan Lingkungan, Fakultas Perikanan Ipb, Bogor. 19 P.
Portmann, J, E, 1976. Manual And Methods In Aquatic Environment Research. Part-2, Fao Of The United Nations, Rome.76 P.
Wardoyo, Supomo T. H, 1981. Analisa Dampak Suatu Proyek Terhadap Kualitas Air. Training ANDAL PPLH-UNDP-PUSDI.PSL, IPB. Bogor. 30 p.
Oleh : Yogi Suardi